MATERI TEORI BELAJAR SIBERNETIK
Teori belajar sibernetik merupakan teori
belajar yang relatif baru di bandingkan dengan teori-teori belajar yang sudah
dibahas sebelumnya. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi
dan ilmu informasi. Hakekat manajemen pembelajaran berdasarkan teori belajar
sibernetik adalah usaha guru untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya
secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa, terutama
unsur pikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui proses pengolahan
informasi. Prinsip Dasar: belajar adalah sistem informasi yang
diproses. Informasi inilah yang akan
menentukan proses belajar.
Pakar teori pemrosesan informasi :
•
Biehler dan Snowman (19816)
•
Baine (1986)
•
Tennyson (1989)
Dalam upaya menjelaskan bagaimana suatu informasi (pesan
pengajaran) diterima, disandi, disimpan, dan dimunculkan kembali dari ingatan
serta dimanfaatkan jika diperlukan, telah dikembangkan sejumlah teori dan model
pemrosesan informasi oleh Snowman (1986); Baine (1986); dan Tennyson (1989).
Teori-teori tersebut umumnya berpijak pada asumsi:
a. Bahwa antara
stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan informasi dimana
pada masing-masing tahapan dibutuhkan waktu tertentu.
b .Stimulus yang diproses
melalui tahapan-tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk ataupun isinya.
c. Salah satu dari
tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas (Budiningsih, 2005: 82)
dari ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen
struktural dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses kontrol) antara lain:
a) Sensory Receptor (SR)
Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali
informasi diterima dari luar. Didalam SR informasi ditangkap dalam bentuk asli,
informasi hanya dapat bertahan dalam waktu yang sangat singkat, dan informasi
tadi mudah terganggu atau berganti.
b) Working Memory (WM)
Working Memory(WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang
diberikan perhatian (attention) oleh individu. Pemberian perhatian ini
dipengaruhi oleh peran persepsi. Karakter WM adalah bahwa:
1) Ia memiliki kapasitas yang terbatas, lebih kurang 7 slots.
Informasi didalamnya hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik apabila tanpa pengulangan.
2) Informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari
stimulus aslinya.
c) Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory (LTM) diasumsikan:
1) berisi semua pengetahuan
yang telah dimiliki oleh individu,
2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, dan
3) bahwa sekali informasi disimpan dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau
hilang.
Persoalan “lupa” pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau
kegagalan memunculkan kembali informasi yang diperlukan. Ini berarti, jika
informasi ditata dengan baik maka akan memudahkan proses penelusuran dan
pemunculan kembali informasi jika diperlukan. Dikemukakan oleh Howard (1983)
bahwa informasi disimpan didalam LTM dalam dalam bentuk prototipe, yaitu suatu
struktur representasi pengetahuan yang telah dimiliki yang berfungsi sebagai
kerangka untuk mengkaitkan pengetahuan baru. Dengan ungkapan lain,
Tennyson (1989) mengemukakan bahwa proses penyimpanan informasi merupakan
proses mengasimilasikan pengetahuan baru pada pengetahuan yang dimiliki, yang selanjutnya
berfungsi sebagai dasar pengetahuan (Budiningsih, 2005: 84).
Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar
Sibernetik
Kelebihan strategi pembelajaran yang berpijak
pada teori pemrosesan informasi adalah:
1. Cara
berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
2. Penyajian
pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
3. Kapabilitas
belajar dapat disajikan lebih lengkap.
4. Adanya
keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai.
5. Adanya
transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
6. Kontrol
belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu.
7. Balikan
informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang
telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
Sedangkan kelemahan dari teori ssibernetik
adalah terlalu menekankan pada sistem informasi yang dipelajari, dan kurang
memperhatikan bagaimana proses belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar